AHMAD YAHDIANIhttp://www.yahdianiahmad.blogspot.com/search/label/BAHAN%20AJAR

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

         Peran seorang guru dalam pembelajaran diibaratkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai peran seorang Petani dalam merawat tanaman. Benih jagung yang baik, disemai dan ditanam dengan perawatan yang maksimal dari seorang petani kemudian dilakukan perawatan secara berkala dan pemberian pupuk yang seimbang, maka akan akan menghasilkan pohon jagung yang sehat dan berbuah yang lebat. Akan tetapi, walaupun jagung yang memiliki benih yang bagus tanpa ada campur tangan dari seorang petani, maka tidak akan menghasilkan jagung yang berkwalitas.

           Begitulah peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Dia adalah sesorang yang merawat, mengarahkan, dan membimbing siswa untuk mencapai tujuan hidupnya. Membimbing siswa sesuai dengan kodrat yang ada pada anak tersebut. Sehingga dia mendapatkan nilai sebagai seorang individu khususnya dan juga sebagai masyarakat umumnya.

             Sebagai seorang guru, saya terkadang masih merasakan bahwa pembelajaran yang saya lakukan selama ini belum seperti apa yang ada dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran yang saya lakukan masih bersifat teacher centris, tekstual dan tanpa banyak variasi. Dalam pembelajaran saya masih berpedoman pada muatan kurikulum yang harus dihabiskan dalam satu semester. Proses menghabiskan materi itulah yang mengabaikan potensi yang ada pada siswa, saya hanya mengejar supaya materi habis sebelum semester berakhir. Pembelajaran seperti ini saya rasakan masih sangat tekstual sekali, tidak memperhatikan potensi masing-masing dari peserta didik.

            Seharusnya, sebagai seorang guru saya memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Pembelajaran yang sesuai denga kodrat alam peserta didik adalah pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan dimana peserta didik berada. Sedangkan kodrat zaman adalah pembelajaran harus sesuai dengan waktu yang sedang dialami oleh peserta didik.

            Saya adalah guru di pedesaan yang letak geografisnya adalah daerah perbukitan. Melihat dari letak geografis tersebut, maka sebagai seorang guru tentunya harus mempunyai suara yang lantang supaya terdengar jelas oleh siswa. Selain itu, supaya pembelajaran sesuai dengan alam maka guru harus menampilkan materi atau analogi yang sesuai dengan lingkungan dimana mereka tinggal.

            Saat ini, pembelajaran yang sesuai dengan zaman adalah pembelajaran yang cenderung praktis, tidak tekstual dan selaras dengan zaman yang sudah menggunakan internet. Maka dengan demikian, pembelajaran di kelas harus dikemas sedemikian rupa sehingga menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik zaman ini, cenderung menyukai materi yang disajikan dalam bentuk audio, visual dan audio visual. Bahkan materi yang disajikan dalam bentuk video adalah materi yang mereka gemari. Peserta didik zaman ini tidak terlalu suka membaca, tidak juga suka menulis. Mereka lebih senang memainkan gawai milik mereka. Artinya sebagai seorang guru, saya harus mampu menyajikan materi dalam bentuk video pendek supaya mendapatkan daya Tarik dari peserta didik.

Pembelajaran yang menghamba pada anak

        Konsep ini bukan berarti seorang guru telah menduakan Tuhan, karena yang paling berhak disembah adalah Tuhan bukan makhluk. Bahkan seorang hamba dianggap telah mengingkari tuhan jika menghamba kepada selain Tuhan.

            Menurut Ki Hajar Dewantara, anak harus selalu menjadi bagian terpenting dalam dalam hidup seorang guru. Mereka menjadi prioritas dari segala tindakan yang akan diambil oleh guru, mereka menjadi tempat perhatian dari guru, tempat guru mencurahkan kasih sayang melebihi kasih sayangnya pada diri sendiri, tempat mencurahkan perhatian yang dimiliki. Sehingga anak menjadi dihargai dan merasa ada dimata seorang guru.

Dalam pembelajaran, guru tidak boleh egois dan menganggap dia sebagai raja dalam pembelajaran. Tapi guru harus mampu memposisikan diri sebagai pelayan terhadap peserta didik sehingga mereka mereka merasakan kemerdekaan dalam belajar.

Kesimpulan

Sebagai seorang guru harus merubah mindset terhadap pendidikaan itu sendiri. Pendidikan tidak bisa diartikan sebagai proses memperoleh gelar semata. Tetapi Pendidikan adalah proses menuntun anak untuk mencapai kodratnya. Untuk mencapai kodrat anak tesebut, maka seorang guru harus besifat luwes, tidak kaku terhadap perkembangan zaman, tidak memposisikandiri sebagai sosok yang berkuasa dalam proses pembelajaran tetapu memposisikan diri sebagai pelayan terhadap peserta didik.

Refleksi

Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan memberikan gambaran yang utuh tentang apa dan bagaimana seorang guru itu seharusnya. Indonesia adalah negara yang berbudayam setiap daerah memilik kearifan lokal tersendiri yang mencari ciri khas dalam masyarakat.

Sebuah semboyan ditempat saya yang senantiasa digaungkan, baik diruang public maupun sekolah adalah “Dik pacak ngiluki jangan merusak jadilah” (artinya jika tidak bisa berbenah, janganlah melakuakn kerusakan). Jika dijabarkan lebih lanjut, kearifan lokal ini memberikan pembelajaran bahwa sebagai seorang manusia kita harus senantiasa menjadi orang yang baik, tidak membuat kerusakan terlebih yang dirusak itu milik orang banyak. Kearifan lokal ini merupakan internalisasi dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang Budi Pekerti.

Demikian,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

AHMAD YAHDIANI, S.Pd.I, M.Pd.

GURU SMK NEGERI 1 SEMENDE DARAT LAUT, MUARA ENIM SUMSEL

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan teman-teman. silahkan postkan komentar teman semuanya. :-)